Wang Sinawang


Dua kata ajaib. Filosofi luhur orang jawa. Hingga saat ini saya masih belum menemukan padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia untuk ungkapan ini. Mungkin jika dalam bentuk kalimat yang lebih spesifik misal “Urip iki wang sinawang” dapat dialihbahasakan menjadi “Hidup itu semu/fatamorgana”. Teuteup aneh sih.

Jika diejawantahkan pengertian dari filosofi itu bahwa segala sesuatu dalam hidup orang lain itu kita hanya mengetahui sebatas apa yang kita lihat. (Sinawang dari kata dasar sawang atau dalam bahasa ialah lihat). Banyak sekali kasus seseorang yang merasa kehidupan orang lain jauh lebih nikmat dibandingkan kehidupannya sendiri. Dan dampaknya dia sering mengeluh, tidak pernah bersyukur atas kehidupannya dan iri terhadap kehidupan orang lain. Padahal dia tidak tahu apa yang harus dialami oleh orang lain tersebut. Don’t compare your life to others. You have no idea what they’ve been through!

Intinya bersyukur. Tetap berusaha tapi jangan lupa bersyukur.

edisi NTMS

setelah sekian lama tidak menulis

4 responses to “Wang Sinawang”

  1. rumput tetangga terlihat lebih hijau ya?.. hehe

    1. iya mas. salah satu case dr filosofi ini ya rumput tetangga itu..

  2. sempet kepikiran tentang iki jugak

    1. tapi, iseh kepikiran tentang dia ra? #eh

Tinggalkan komentar